Translate

Ciri Hidup Kristen Sejati

Ciri kehidupan Kristen yang sejati ~ Landasan firman Tuhan dari tema tersebut saya ambil dari Injil Yohanes 8:30-36. Segala sesuatu yang Tuhan ciptakan di bumi ini memiliki ciri-ciri tersendiri. Baik di dunia flora maupun dalam dunia fauna terdapat ciri-ciri istimewa yang dimiliki masing-masing dunia. Ciri-ciri tersebut dimaksudkan untuk menandakan identitas yang melekat pada dirinya, sehingga memudahkan untuk dikenal dan dibedakan dari yang lainnya.

Demikian juga dalam komunitas kehidupan manusia. Dalam kelompok manusia pun terdiri dari beragam suku, bahasa, kepercayaan dan budaya masing-masing. Semua keanekaragaman itu untuk membedakan antara suku yang satu dengan suku yang lainnya, antara bahasa yang satu dengan bahasa yang lainnya, antara budaya yang satu dengan budaya yang lain dan antara kepercayaan yang satu dengan kepercayaan yang lainnya.

Selanjutnya dalam kehidupan kita sebagai pengikut Kristus, kita tentu memiliki ciri tersendiri yang menegaskan bahwa identitas kita, cara hidup kita, pola tingkah laku kita dan semua perbuatan kita tentu memiliki warna yang berbeda atau tersendiri.


Pertanyaan penting yang harus diajukan ialah: “Apa sesungguhnya ciri dari kehidupan Kristen yang sejati itu?” Berdasarkan firman Tuhan dalam Injil Yohanes 8:30-36, maka kita menemukan ciri dari kehidupan Kristen yang sejati, yaitu:

1. Percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi.
Penulis Injil Yohanes dalam pimpinan Roh Kudus terkait dengan percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi, menulis: “Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya” – Yohanes 8:30. Kata ‘percaya’ dalam ayat tersebut menggunakan kata “episteusan”. Kata “episteusan” tersebut diartikan sebagai: “percaya sepenuhnya kepada Yesus dan semua pengajaran-Nya”. Dengan lain kata bahwa seseorang yang percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya secara pribadi menegaskan bahwa secara sadar ia menyerahkan totalitas hidupnya kepada Yesus dan mengharapkan Dia senantiasa dalam totalitas perjalanan hidupnya di dunia ini.

Kata “Tuhan” dalam bahasa Yunani disebut “kyrios”. Kata “kyrios” diarti sebagai: “Pribadi yang berkuasa penuh”. Itu sebabnya ketika kita menerima Yesus sebagai Tuhan, maka kita mengakui bahwa Dialah yang berkuasa dan berdaulat penuh atas totalitas kehidupan kita. Sedangkan kata “Juruselamat” menegaskan bahwa kita mengakui bahwa hanya Yesuslah satu-satunya yang telah mengerjakan keselamatan bagi kita secara utuh dan sempurna dan tidak ada andil apa dan siapa pun dalam proses penyelamatan kita – Efesus 2:8-9.

2. Selalu rindu akan firman Tuhan.
Penulis Injil Yohanes dalam pimpinan Roh Kudus terkait dengan selalu rindu akan firman Tuhan, menulis: “Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu” – Yohanes 8:31-32.
Bukti otentik bahwa seseorang adalah Kristen sejati adalah hidup dalam firman.
Keanggotaan gereja, keaktifan dalam beribadah dan melayani, hanya sekedar aksesori apabila tidak menjadi pelaku firman. Dengan menjadi pelaku firman, seseorang akan mengetahui kebenaran. Kebenaran dalam Alkitab adalah, Yesus Kristus (Yoh.14:6) dan firman Allah (Yoh. 17:17). Dengan mengetahui (gnosko) kebenaran, seseorang akan menikmati kehidupan yang penuh damai sejahtera.

3. Selalu berusaha untuk menjauhkan diri dari dosa.
Penulis Injil Yohanes dalam pimpinan Roh Kudus terkait dengan selalu berusaha untuk menjauhkan diri dari dosa, menulis: “Jawab mereka: “Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapa pun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?” Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa” – Yohanes 8:33-34.

Seorang Kristen masih ada kemungkinan jatuh dalam dosa. Dalam ajaran Alkitab, dosa bukan hanya perbuatan yang melanggar hukum-hukum Allah dan merugikan sesama; namun ketika sudah tahu itu baik, tetapi tidak dilakukan itu juga dosa – Yakobus 4:17. Seorang Kristen tidak lagi hidup dalam dosa atau diperbudak dosa (lih. Ef.2:1-3). Seorang yang dikendalikan atau diperbudak dosa, akan terus hidup dalam dosa; dan kondisi seperti itu tidak mungkin dijalani seorang Kristen sejati.

4. Selalu berada dalam persekutuan bersama tubuh Kristus
Penulis Injil Yohanes dalam pimpinan Roh Kudus terkait dengan selalu berada dalam persekutuan bersama tubuh Kristus menulis: “Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah. Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka” – Yohanes 8:35-36.

Kata rumah dalam ayat 35 memakai kata “oikia” yang artinya : Rumah, tempat kediaman, keluarga. Dalam tradisi di Timur Tengah, para budak tidak tinggal di rumah tuannya. Orang Kristen yang sejati tidak lagi menjadi hamba/budak dosa. Sekarang semua orang percaya menjadi anak-anak Allah (lih. Yoh. 1:12), dan tinggal di rumahNya. Rumah Allah di dunia adalah diri orang percaya dan persekutuannya. Rumah Allah yang dibangun Salomo di Yerusalem sudah tidak ada; sekarang rumah atau tempat kediaman Allah adalah orang percaya dan persekutuannya (lih. 1 Kor. 3:16, Ef. 4:1-6).

Seorang Kristen sejati menikmati persekutuan dengan semua orang percaya. Persekutuan orang percaya bukan hanya berdasarkan karena satu gereja/sinode, gaya ibadah yang sama, bukan berdasarkan doktrin-doktrin praktis yang persis, tetapi karena sama-sama diselamatkan oleh Yesus Kristus, Anak Allah.