Translate

Mengenal Sumber Hikmat Yang Benar

Mengenal sumber hikmat yang benar – Adapun yang menjadi tujuan dari tema tulisan ini ialah supaya setiap orang Kristen dapat mengenal sumber hikmat yang sebenarnya. Selain itu, diharapkan juga supaya setiap orang Kristen dapat menjalani kehidupannya di dalam hikmat yang benar itu. Dengan demikian, setiap orang Kristen tidak menggunakan hikmat dunia ini di dalam menyelesaikan pergumulan kehidupannya di dunia ini.

Apakah hikmat itu?  
Kata “hikmat” berasal dari bahasa Yunani yaitu “sophia”. Kata “sophia” ini diterjemahkan dalam bahasa Inggris yaitu “wisdom”. Kata “wisdom” ini diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yaitu hikmat atau kebijaksanaan. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka ada beberapa pengertian tentang hikmat, yaitu:

Pertama, hikmat adalah kemampuan atau ketrampilan untuk mengerjakan pekerjaan seni. Seorang yang bisa mengerjakan karya seni yang indah yang tidak bisa dikerjakan oleh orang lain bisa kita sebut sebagai seorang yang memiliki hikmat. 

Kedua, hikmat adalah kemampuan untuk memahami dan mengatasi masalah-masalah kehidupan sehari-hari. Hikmat yang dimiliki Salomo adalah hikmat dalam pengertian yang kedua ini.

Ketiga, hikmat adalah cara pandang dan cara hidup yang secara moral benar. Dalam kitab Amsal, Raja Salomo mengajarkan tentang hikmat dalam pengertian yang ketiga ini. Sayangnya, kehidupan Raja Salomo tidak selalu sesuai dengan apa yang dia ajarkan dalam kitab itu. Seorang yang memiliki hikmat dalam pengertian ketiga ini seharusnya adalah seorang yang dapat mengendalikan hawa nafsunya.

Baca juga: Siapakah Yesus Sesungguhnya?

Keempat, hikmat adalah pola pikir yang sesuai dengan pola pikir Allah. Dalam Perjanjian Baru, apa yang dilakukan dan dikatakan oleh Tuhan Yesus merupakan hikmat Allah. Keselamatan melalui pengorbanan Kristus di kayu salib merupakan hikmat Allah yang sulit dipahami oleh orang-orang yang berpikir dalam pola pikir filsafat Yunani.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat kita pahami bahwa hikmat yang benar sesungguhnya bersifat rohani. Dalam 1 Korintus 2:6-16, rasul Paulus menegaskan bahwa hikmat Allah selalu berfokus dan berpusat pada berita tentang penderitaan dan pengorbanan Yesus di atas kayu salib. Oleh sebab itu, rasul Paulus menghendaki setiap orang Kristen memiliki pemahaman yang benar tentang hikmat, sehingga iman Kristen tidak didasarkan pada hikmat manusia, tetapi pada hikmat Allah.

Mengapa rasul Paulus mendorong kita untuk mendasarkan hidup kita pada hikmat Allah? Karena ada kecenderung manusia pada umumnya dan khusus orang Kristen mengandalkan pengetahuan, pengalaman, kekuatan dan logikanya sendiri jauh dari mengandalkan Tuhan dan hikmat dari-Nya.


Mengapa kita sebagai orang Kristen tidak boleh mengandalkan kekuatan, pengetahuan, logika dan kemampuan manusia? Karena semua hikmat dunia ini menurut rasul Paulus bersumber dari kekuatan dan kekuasaan Iblis. Hikmat yang benar adalah pengetahuan intelektual yang berasal dari Allah yang tidak terbatas. Jika demikian, hikmat dunia adalah hikmat yang berasal dari penguasa-penguasa dunia dengan segala pemikiran manusia – 1 Korintus 2:6-7 – disebut juga hikmat yang tidak benar (palsu) yang bersifat sementara, sedangkan hikmat yang benar besifat kekal.

Berdasarkan firman Tuhan dalam 1 Korintus 2:6-16, kita menemukan dan mengetahui bahwa sesungguhnya terdapat tiga sumber hikmat yang benar. Ketiga sumber hikmat yang benar tersebut yaitu:

1.    Allah Bapa.
Rasul Paulus menulis demikian: “Tetapi yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita” – 1 Korintus 2:7. Perhatikan teks, “Tetapi yang kami beritakan adalah hikmat Allah yang tersembunyi  dan  rahasia”.  Kata sembunyi dalam bahasa Yunani
apokrupto merujuk pada hal-hal yang tersembunyi kemudian dapat dinyatakan (bdg. Matius11:27;16:17).

2.    Roh Kudus.
Rasul Paulus menulis demikian: “Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah. Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita. Dan karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai Roh, kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh” – 1 Korintus 2:10-13. Karena Roh Kudus adalah Allah, maka Dia mampu menyelidiki segala sesuatu. Roh Kudus terus-menerus menyelidiki dalam diri Allah.

3.    Pikiran Kristus (ayat 14-16)
Rasul Paulus menulis demikian: “Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani. Tetapi manusia rohani menilai segala sesuatu, tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh orang lain. Sebab: “Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati Dia?” Tetapi kami memiliki pikiran Kristus” – 1 Korintus 2:14-16. Mengapa kita harus memiliki pikiran Kristus daripada pikiran duniawi untuk memperoleh hikmat yang benar? Memiliki pikiran Kristus berarti kita dikuasai oleh pikiran Yesus Kristus, sehingga totalitas hidup dan perilaku kita sesuai dengan himat Yesus Kristus.


Itulah tiga sumber hikmat yang benar yang harus diketahui dan dimiliki oleh setiap orang Kristen di dalam menjalani kehidupannya di dunia ini. Jika setiap orang Kristen memiliki hikmat Allah, niscaya hidup dan tindakannya akan selalu berkenan kepada Allah dan menjadi berkat bagi sesama.