Translate

Dalam Hal Apa Kita Bertekun?

Dalam hal apa kita bertekun ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut diambil dari surat rasul Paulus kepada jemaat di kota Roma, yaitu Roma 12:12: “Bertekunlah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa”. Kata “bertekun” berasal dari kata dasar “tekun”. Kata “tekun” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai: “bekerja keras, bersungguh-sungguh, dan rajin”. Jadi, kata “bertekunlah” artinya berusaha dengan sepenuh hati, bersungguh-sungguh dan berkemauan kuat untuk mewujudkan apa yang diharapkan.

Tema yang saya jadikan pokok penulisan dan pembahasan kali ini saya bangun di atas sebuah pertanyaan: “Dalam hal apa kita bertekun?” Berkaitan dengan firman Tuhan di atas dan berdasarkan arti kata “tekun” di atas, maka kita bertekun dalam beberapa hal, yaitu:

1.    Kita bertekun dalam mencari Allah.
Penulis kitab Tawarikh dalam pimpinan Roh Kudus berkaitan dengan kita bertekun dalam mencari Allah, menulis: “Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu!” – 1 Tawarikh 16:11. Berdasarkan firman Tuhan tersebut, maka kita dimotivasi dalam hidup ini untuk senantiasa bertekun mencari Allah dan kekuatan-Nya. Mengapa? Karena Tuhanlah pencipta dan penyelamat kita. Dialah yang senantiasa memberi kekuatan kepada kita karena kita adalah makhluk yang lemah.


2.    Kita bertekun dalam pengharapan kepada Allah.
Penulis kitab Hosea dalam pimpinan Roh Kudus terkait dengan kita bertekun dalam pengharapan kepada Allah menulis: “Engkau ini harus berbalik kepada Allahmu, peliharalah kasih setia dan hukum, dan nantikanlah Allahmu senantiasa” – Hosea 12:7. Dari firman Tuhan tersebut, maka ada beberapa hal yang dapat kita perhatikan, yaitu: 1) Berbalik kepada Allah, artinya Allah menuntut supaya kita bertobat. Pertobatan dari segala dosa dan kejahatan kita dan menaruh pengharapan kepada-Nya 2) Memelihara kasih setia kita kepada Allah serta ketetapan-Nya. Dalam rangka berpengharapan kepada Allah, maka kita harus berusaha sungguh-sungguh untuk menjaga kasih dan kesetiaan kita kepada Allah. 3) Menantikan Allah dalam mewujudkan apa yang kita harapkan. Pada saat kita berharap kepada Allah, kita harus mengerti bahwa Allah tidak langsung mengabulkan apa yang kita harapkan. Itu sebabnya, kita harus menantikan Dia dengan penuh kesabaran dan iman.

3.    Kita bertekun dalam berdoa.

Rasul Paulus dalam pimpinan Roh Kudus terkait dengan kita bertekun dalam doa, rasul Paulus menulis: “Bertekunlah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa” – Roma 12:12. Diulangi lagi di dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, yaitu: “Dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang kudus” – Efesus 6:18. Kita harus bertekun dalam doa sampai Tuhan menjawab doa kita. Sering kita menyerah ketika doa-doa kita belum dijawab oleh Tuhan. Padahal Tuhan kehendaki supaya kita bertekun dalam doa sampai Tuhan mengabulkan doa-doa kita.